Senin, 21 Januari 2019

PERANGKAT PEMBELAJARAN

KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Bahan Ajar tentang Asumsi, Prinsip - Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi yang disusun untuk peserta didik kelas X SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bahan Ajar ini disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu memahami asumsi, prinsip – prinsip dan konsep dasar akuntansi. Modul ini memaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.

“Tak ada gading yang tak retak”, penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Bahan Ajar tentang Asumsi, Prinsip - Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang relevan dan membangun guna penyempurnaan Bahan Ajar ini di masa yang akan datang. Semoga Bahan Ajar ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi peserta didik kelas X SMK. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.



MATERI

Seperti apa yang kita ketahui, tujuan dari akuntansi adalah untuk menyediakan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Agar tujuan tersebut dapat terwujud, maka dalam penyusunan laporan harus didasarkan dengan asumsi-asumsi dasar dari akuntansi. Lalu apa yang disebut dengan asumsi dasar? Berikut ini kita akan menjelaskan beberapa asumsi dasar menurut lembaga tertentu

GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting Principles yang merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai Standar Akuntansi atau praktek akuntansi standar. Berikut ini kita akan membahas mengenai asumsi dasar menurut GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) :

1. Asum si Kesatuan Usaha atau Economic Entity Assumption

Akuntansi yang memperlakukan perusahaan secara terpisah dari pemilik dan pihak manajer. Dan akuntansi ini hanya mencatat transaksi yang berkaitan dengan perusahaan. Misalnya saja Tuan Ali sebagai pemilik usaha percetakan, tidak diperbolehkan memperhitungkan biaya pribadinya sebagai beban usaha percetakannya. Maksudnya biaya pribadi contohnya adalah biaya sewa rumah tempat tinggal, biaya sekolah anak Tuan Ali, dan sebagainya. Demikian juga ketika Tuan Ali mempunyai lebih dari satu jenis usaha, misalnya selain usaha percetakan Tuan Ali juga memiliki usaha bengkel maka harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha percetakan, dan beban usaha bengkel.

2Asumsi Kontinuitas Usaha atau The Going Concern/Continuity  Assumption

Akuntansi beranggapan bahwa suatu perusahaan yang layak akan berjalan untuk jangka waktu lama. Berdasarkan asumsi ini, perusahaan membagi asetnya ke dalam jangka panjang saat ini dan lalu membagi kewajiban menjadi jangka pendek dan jangka panjang.
3. Asumsi Periodesasi Tepat Waktu atau The Periodicity Assumption
Akuntansi beranggapan kehidupan perusahaan akan berkesinambungan. Atas dasar itu, laporan keuangan perusahaan disusun dan diterbitkan berdasarkan periode perusahaan dalam kurun waktu yang  konsisten.

4.   Asumsi Kewajaran Usaha atau Arm’s-Length Transactions Assumption
Akuntansi beranggapan bahwa kedua belah pihak terlibat dalam transaksi, yaitu pembeli dan penjual, bertindak secara rasional, bebas, dan mandiri (independen). Masing – masing pihak berusaha untuk mencapai kesepakatan terbaik dalam membangun transaksi yang memuaskan kedua belah pihak.

5.   Asumsi Keterandalan atau Reliability Assumption
Akuntansi disini hanya catatan yang memadai bukti transaksi dan hanya menyajikan laporan keuangan yang dapat diandalkan untuk pengguna. Misalnya, Rosmi ingin membeli sebuah bangunan untuk usahanya dan memperkirakan bahwa harga bangunan tersebut adalah Rp500.000.000,00. Namun untuk memperjelas harga bangunan tersebut, Rosmi menyewa dua ahli real estate yang memberikan jasa penilai (appraiser). Kedua ahli tersebut memperkirakan harga bangunan tersebut adalah Rp450.000.000,00. Dari kedua nilai tersebut, nilai yang dapat diandalkan adalah yang dibuat oleh kedua ahli tersebut, karena nilai tersebut didukung oleh pengamatan secara objektif.

6.   Konsistensi Asumsi (Consistency Assumption)
Akuntansi disini mempercayai bahwa metode yang konsisten dalam akuntansi harus dapat digunakan dalam periode ke periode, namun juga dapat di ganti asalkan metode lebih sesuai dan lebih relevan.

7.   Asumsi Akrual atau Accrual Assumption
Dalam laporan transaksi, akuntansi menggunakan basis akrual di mana pengakuan penerimaan muncul ketika diterima dan pengakuan beban terjadi ketika digunakan, dengan atau tanpa uang tunai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar