KATA PENGANTAR
Bahan Ajar ini disusun dengan tujuan
agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu memahami
asumsi, prinsip – prinsip dan konsep dasar akuntansi. Modul ini memaparkan secara singkat dan
jelas materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan
mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.
“Tak ada gading yang tak retak”,
penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan Bahan Ajar tentang Asumsi, Prinsip -
Prinsip dan Konsep Dasar Akuntansi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang relevan dan membangun guna
penyempurnaan Bahan Ajar ini di masa yang akan datang. Semoga Bahan Ajar ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi peserta didik kelas X SMK.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
MATERI
Seperti apa yang kita
ketahui, tujuan dari akuntansi adalah untuk menyediakan informasi dalam bentuk
laporan keuangan yang berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Agar
tujuan tersebut dapat terwujud, maka dalam penyusunan laporan harus didasarkan
dengan asumsi-asumsi dasar dari akuntansi. Lalu apa yang disebut dengan
asumsi dasar? Berikut ini kita akan menjelaskan beberapa
asumsi dasar menurut lembaga tertentu
GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting Principles yang merupakan kerangka kerja standar pedoman akuntansi keuangan yang
digunakan dalam setiap yurisdiksi tertentu, umumnya dikenal sebagai Standar Akuntansi atau praktek akuntansi standar. Berikut ini kita akan membahas mengenai asumsi dasar
menurut GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles) :
1. Asum
si Kesatuan Usaha atau Economic Entity Assumption
Akuntansi
yang memperlakukan perusahaan secara terpisah dari pemilik dan pihak manajer.
Dan akuntansi ini hanya mencatat transaksi yang berkaitan dengan perusahaan. Misalnya saja
Tuan Ali sebagai pemilik usaha percetakan, tidak diperbolehkan memperhitungkan
biaya pribadinya sebagai beban usaha percetakannya. Maksudnya biaya pribadi
contohnya adalah biaya sewa rumah tempat tinggal, biaya sekolah anak Tuan Ali,
dan sebagainya. Demikian juga ketika Tuan Ali mempunyai lebih dari satu jenis
usaha, misalnya selain usaha percetakan Tuan Ali juga memiliki usaha bengkel
maka harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha percetakan, dan beban
usaha bengkel.
2. Asumsi Kontinuitas Usaha atau The Going Concern/Continuity
Assumption
Akuntansi beranggapan
bahwa suatu perusahaan yang layak akan berjalan untuk jangka
waktu lama. Berdasarkan asumsi ini, perusahaan membagi asetnya ke
dalam jangka panjang saat ini dan lalu membagi kewajiban menjadi jangka pendek
dan jangka panjang.
3.
Asumsi Periodesasi Tepat Waktu atau The Periodicity Assumption
Akuntansi
beranggapan kehidupan perusahaan akan berkesinambungan. Atas dasar itu, laporan
keuangan perusahaan disusun dan diterbitkan berdasarkan periode perusahaan
dalam kurun waktu yang konsisten.
4.
Asumsi Kewajaran Usaha atau Arm’s-Length Transactions Assumption
Akuntansi beranggapan
bahwa kedua belah pihak terlibat dalam transaksi, yaitu pembeli dan penjual,
bertindak secara rasional, bebas, dan mandiri (independen). Masing – masing
pihak berusaha untuk mencapai kesepakatan terbaik dalam membangun transaksi
yang memuaskan kedua belah pihak.
5.
Asumsi Keterandalan atau Reliability Assumption
Akuntansi disini hanya
catatan yang memadai bukti transaksi dan hanya menyajikan laporan keuangan yang
dapat diandalkan untuk pengguna. Misalnya, Rosmi ingin membeli sebuah
bangunan untuk usahanya dan memperkirakan bahwa harga bangunan tersebut adalah
Rp500.000.000,00. Namun untuk memperjelas harga bangunan tersebut, Rosmi
menyewa dua ahli real estate yang memberikan jasa penilai (appraiser).
Kedua ahli tersebut memperkirakan harga bangunan tersebut adalah
Rp450.000.000,00. Dari kedua nilai tersebut, nilai yang dapat diandalkan adalah
yang dibuat oleh kedua ahli tersebut, karena nilai tersebut didukung oleh
pengamatan secara objektif.
6. Konsistensi
Asumsi (Consistency Assumption)
Akuntansi
disini mempercayai bahwa metode yang konsisten dalam akuntansi harus dapat
digunakan dalam periode ke periode, namun juga dapat di ganti asalkan metode
lebih sesuai dan lebih relevan.
7. Asumsi
Akrual atau Accrual Assumption
Dalam laporan
transaksi, akuntansi menggunakan basis akrual di mana pengakuan penerimaan
muncul ketika diterima dan pengakuan beban terjadi ketika digunakan, dengan
atau tanpa
uang tunai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar